Select Portal Media : Ozenk Articles | Opnet Services | Exctech Blog | Islamic Studies | Space Theater | Master Wayang |
Zhuhur : Imam Al Mahdi | Mengkajikan

Ikutlah Mengkaji Beberapa Artikel Yang terkumpul

Kami akan Menghumpulkan beragam artikel sebagai bahan materi pembahasan. Dengan Semangat Pluralisme yang berpondasi pada Pancasila Dan Tut Wuri Handayani, Berdasar pada Kitab Suci Dan Hadist, dan Berpegang teguh pada Kaidah Agama Kelak mendorong dan memotivasi Para pembaca yang lainnya. Informasi, Kritik dan Saran silahkan Kirim Ke : kajian@gmail.com

User Login

On Minggu, 04 Maret 2012 0 komentar

Dunia Di Masa Dhuhur

رسول خدا (صلى الله عليه وآله وسلم):
«والذى بعثنى بالحق بشيراً لولم يبق من الدنيا الا يوم واحد، لطول الله ذلك اليوم حتى يخرج فيه ولدى المهدى، فينزل روح الله عيسى بن مريم فيصلى خلفه، وتشرق الارض بنور ربها، ويبلغ سلطانه المشرق والمغرب»
اكمال الدين، ص 163.
  Sumpah demi Dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya  jika umur dunia sudah tinggal sehari, niscaya Allah SWT akan memanjangkan hari tersebut sehingga muncul salah satu dari anak cucuku yang bernama Mahdi, saat itu turunlah Isa as dan bermakmum di belakangnya, dunia akan dipenuhi oleh cahaya tuhannya dan pemerintahannya akan menguasai seluruh penjuru dunia baik barat maupun timur.
رسول خدا (صلى الله عليه وآله وسلم):
«يا اُبى! طوبى لمن لقيه و طوبى لمن احبه و طوبى لمن قال به، ينجيهم من الهلكة وبالاقرار بالله وبرسوله و بجميع الائمة يفتح الله لهم الجنة، مثلهم فى الارض كمثل المشك الذى يسطع ريحه فلا يتغير ابداً، و مثلهم فى السماء كمثل القمر المنير الذى لايطفا نوره ابداً»
(عيون اخبارالرضا، ج 1، ص 59).
  Rasul saw bersabda:”Wahai Ubay sungguh beruntung orang yang berjumpa dengannya, sungguh beruntung orang yang menyintainya, sungguh beruntung orang yang menyakininya, Allah SWT akan menyelamatkan mereka dari kebinasaan, dan dengan keyakinan mereka terhadap Allah SWT, rasul saw dan seluruh Imam setelahnya, Allah akan membuka pintu-pintu surga bagi mereka, di atas dunia, mereka bagaikan misik yang menebar bau semerbak di alam sekitar yang tak kan pernah rusak dan di langit mereka laksana rembulan yang bersinar indah yang tidak akan pernah padam.
رسول خدا (صلى الله عليه وآله وسلم):
«يكون فى امتى المهدى، تنعم امتى فى زمانه نعيماً لم يتنعم مثله قط».
الزام الناصب، ص 163.
Mahdi as termasuk dari umatku, di masanya umatku akan menerima dan merasakan nikmat yang melimpah dan tiada bandingannya.
اميرالمؤمنين (عليه السلام):
«... ويذهب الشر و يبقى الخير و يزرع الانسان مداً و تخرج له سبعة امداد كما قال الله تعالى، و يذهب الزّنا و شرب الخمر، و يذهب الرّبا، و يقبل الناس على العبادات، و الشرع والديانة، والصلاة فى الجماعات، و تطول الاعمار، و تؤدى الامانات و تحمل الاشجار، و تتضاعف البركات، و تهلك الاشرار و تقى الاخيار ولايبقى من يبغض اهل البيت(عليهم السلام)»
(عقد الدرر به نقل از منتخب الاثر، ص 474).
… Kerusakan akan lenyap dari muka bumi, kebaikan akan tampak dan langgeng, manusia saat menanam satu biji akan memanen 7 biji, sebagaimana firman Allah SWT, perzinaan, minuman keras dan riba akan terhapus dari dunia, manusia disibukkan oleh ibadah, doa dan shalat jama’ah, usia akan memanjang, amanat akan ditunaikan dengan benar, pohon-pohon akan tumbuh subur, kebaikan dan berkah akan berlimpah, kaum perusak akan hilang para orang saleh akan tetap dan musuh Ahlulbait tidak akan tersisa lagi.  
اميرالمؤمنين (عليه السلام):
«ولو قد قام قائمنا لانزلت السماء قطرها، ولا خرجت الارض نباتها، ولذهبت الشحناء من قلوب العباد».
(بحارالانوار، ج 52، ص 316).
  Saat Qaim kita muncul, langit akan menumpahkan hujannya yang deras, tanah dan bumi akan menumbuhkan tumbuhannya, permusuhan dan rasa dengki lenyap dari hati manusia.
امام باقر (عليه السلام):
اذا قام قائمنا وضع يده على رووس العباد فجمع به عقولهم و اكمل به اخلاقهم
(بحارالانوار، ج 52، ص 336).
  Saat Qaim as kita muncul, beliau akan mengelus kepala manusia yang dengannya akal (kekuatan) mereka menjadi komplit dan akhlak mereka menjadi sempurna.
امام باقر (عليه السلام):
«وتؤتون الحكمة فى زمانه حتى ان المراة لتقضى فى بيتها بكتاب الله تعالى و سنة رسول الله صلى الله عليه و آله». بحارالانوار، ج 52، ص 352.
Imam Bair as dalam rangka menjelaskan kemajuan dan perkembangan budaya masyarakat pada masa dhuhur Imam mahdi as bersabda:”Segala hikmah dan ilmu pengetahuan akan diajarkan (tersingkap) di zaman beliau as, bahkan seorang wanita mampu menghukumi sesuatu dari rumah mereka sesuai kitab dan sunnah nabi saw.  
امام صادق (عليه السلام):
«لن تذهب الدنيا حتى يخرج رجل منا اهل البيت يحكم بحكم داود و آل داود لايسأل الناس بيّنة».
كافى، ج 1، ص 397.
Dunia tidak akan berakhir sampai seseorang laki-laki dari kita Ahlu bait muncul, dia akan menghukumi dan memerintah dengan metode pengadilan nabi Dawud as dan tidak akan meminta kesaksian dan pembelaan dari siapapun.


Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi as

Kita dapat membagi tanda-tanda munculnya Imam Mahdi as yang terdapat dalam riwayat dalam tiga katagori:
Katagori pertama : tanda-tanda umum, riwayat-riwayat dalam kelompok ini, menjelaskan tentang penyimpangan yang merebak luas di atas dunia tak terkecuali dunia Islam.
Tanda-tanda umum ini bukanlah tanda-tanda yang seiring dengan waktu munculnya Imam as, bahkan bisa dikatakan tanda-tnda tersebut akan terjadi puluhan tahun sebelum kemunculan beliau as.
Katagori kedua : riwayat-riwayat yang menjelaskan tanda-tanda yang terjadi tak lama sebelum beliau muncul, akan tetapi tanda-tanda itu tidak memastikan beliau akan muncul pada tahun itu.
Katagori ketiga : tanda-tanda yang terjadi pada tahun di mana beliau akan muncul atau pada satu tahun sebelum kemunculan beliau.
Katagori yang terakhir tersebut dapat dibagi pada dua macam.
Pertama: tanda-tanda yang tidak pasti, artinya bisa jadi tanda dan peristiwa itu terjadi, namun beliau beliau as belum berkenan untuk hadir dan muncul.
Kedua: tanda-tanda yang pasti yang tidak dapat diragukan dan tidak akan meleset lagi, setelah peristiwa atau tanda tersebut Imam pasti akan muncul.
Kemudian tanda-tanda ini –secara global- ada yang gamblang arti dan maksudnya juga ada yang sangat global dan samar.
Telah banyak para penulis dan ulama yang telah membahas riwayat tersebut, khususnya ulama dan penulis kontemporer, ada sebagian dari mereka yang telah menafsirkan dan menakwilkan riwayat tersebut dengan pendapat dan hemat mereka sendiri.
Menurut hemat kami, mereka tidak dapat menetapkan pendapat mereka secara ilmiyah maupun historis, oleh karena itu, kami tidak mau memberanikan diri untuk mengikuti jejak mereka dalam menjustifikasi dan mentakwilakn peristiwa yang tertera dalam hadis, dan hanya Allah SWT, Rasul saw dan ahlulbait suci beliau yang dapat memahaminya secara benar dan pasti.
Untuk lebih jelasnya berikut ini sebuah contoh:
Syekh Mufid dalam kitab Irsyadnya mengatakan tentang tanda-tanda munculnya Imam Mahdi as:.… dan datang dan tibanya bangsa Turki di pulau, dan tibanya bangsa Rum di Ramlah.
Bangsa Turki pada masa sekarang telah tersebar di berbagai negara, adanya  berdiam diri di Iran,  utara Irak, Turki sendiri dan di Qafqas daerah Rusia, dengan demikian apa maksud dari kata Turk yang terdapat dalam riwayat tersebut?
Serta pulau mana yang dimaksudkan oleh riwayat tadi?
Sedang Rum –mayoritas mereka adalah bangsa Eropa, dan jelas Eropa terdiri dari berbagai bangsa, bangsa manakah yang dimaksud hadis tersebut. Lalu apa maksud Rum di sini?
Dapatkah kita artikan Rum itu sebagai kaum Israel yang sekarang?
Atau mungkinkah maksudnya adalah bangsa Amerika,  karena mayoritas bangsa mereka terdiri dari benua Eropa?
Sebagaimana dalam riwayat yang lain terdapat kata Masyriq (Timur) dan Magrib (barat), apa maksud dari dua kata tersebut?
Al-Masyriqul Aqsha (Timur jauh)? Asyarq Ausath (timur tengah)? Al-Marib Aqsha (Barat jauh)? Apa maksundnya ?.
Juga terdapat riwayat yang mengatakan anak keturuunan pulan atau penggalan riwayat yang mengatakan: aku kabarkan kepada kalian dengan pemerintahan terakhir bany pulan?
Sebagian berpendapat bahwa mereka adalah Bani Abbas, padahal pemerintahan mereka telah berakhir pada tahun 656 h, apakah mungkin sebagian dari pemimpin negara-negara arab berdarahkan abbasy?
Alhasil, kita tidak dapat memahmi kata dan nama-nama yang menyerupai kode dan rumus-rumus ini, serta kita tidak dapat memahaminya secara pasti.
Dengan demikian hal terbaik dapat dilakukan adalah kita hanya menyebutkan tanda-tanda itu saja,.. dan kita biarkan sejarah dan waktu yang menjawab maksud sebenarnya dari tanda-tanda tersebut.


Globalisasi di Zaman Munculnya Imam Mahdi

Ia pasti datang, di suatu pagi hari Jumat
Kegelapan malam akan ia sibak
Dan ia ganti dengan cahaya Ilahi
Ia pasti datang, untuk membangun kota indah nan permai
Yang luasnya melampaui sekat-sekat sejarah
Kota makmur penuh dengan kebijakan dan keadilan
Kehidupan hakiki akan tercipta, tanpa pretensi, tanpa kepura-puraan
Panji-panji berwarna sama
Hati sanubari dipenuhi dengan kerinduan dan kasih sayang
Ia akan datang, dan membawa semua manusia menuju kota yang penuh harapan

*    *    *
Globalisasi adalah istilah yang akhir-akhir ini sangat sering dikemukakan oleh para politisi dan kaum cendekiawan. Hampir semua ilmuwan masalah sosial sepakat bahwa menyatunya bangsa-bangsa dunia menuju sebuah homogenitas adalah sebuah proses yang tidak bisa dielakkan. Hanya saja, mayoritas ilmuwan juga menyayangkan proses globalisasi yang lebih bersifat unilateral yang saat ini menjadi trend di berbagai dunia. Menurut mereka, proses globalisasi sekarang ini cenderung merupakan rekayasa kekuatan-kekeuatan tertentu dunia yang ingin menancapkan hegemoninya atas dunia.
Fenomena yang sekarang ini tengah berlangsung memang sangat terlihat tidak adil. Dunia Barat saat ini tengah melakukan intervensi budaya terhadap kawasan-kawasan lainnya di dunia, dengan tujuan agar bangsa-bangsa di seluruh dunia meniru kebudayaan Barat. Sayangnya, budaya yang mereka paksakan itu sama sekali tidak memiliki nilai universal. Budaya Barat sangat khas Barat, dan sangat sulit membayangkan akan bisa diterima secara sukarela oleh  bangsa-bangsa lainnya di dunia. Apalagi, saat ini Barat menunjukkan keunggulannya di atas kawasan lainnya di dunia hanya dari sisi teknologi. Sedangkan dari sudut sosial yang menjadi simbol utama kebudayaan, Barat saat ini justru sedang mengalami keruntuhan secara signifikan.
Paham liberal dan sekular yang dianut oleh Barat justru malah membuat ikatan sosial, khususnya ikatan keluarga, mengalami penghancuran internal secara sistemastis. Dari sisi ekonomi, liberalisme yang dianut oleh Barat malah membuat kesenjangan ekonomi di antara kelompok-kelompok sosial dunia semakin menganga. Demikian juga dengan sekularisme yang telah merenggut spiritualitas dari kehidupan orang-orang Barat.
Akan tetapi, dengan segala kekurangan dan keburukan yang dimilikinya, Barat tetap memaksakan proses globalisasi agar berlangsung di dunia dengan budaya Barat sebagai porosnya. Akhirnya, globalisasi malah menjadi proses distribusi model-model kesenjangan ekonomi di antara bangsa-bangsa di dunia. Terkait hal ini, sejumlah ilmuwan dan tokoh politik dunia seperti Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva saat memberikan pidato di depan Majelis Umum PBB beberapa hari lalu mengatakan bahwa berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Komisi PBB, globalisasi telah menyebabkan gap di antara kelompok kaya dan kelompok miskin di dunia semakin menganga.
Di bagian lain pidatonya, da Silva mengatakan, “Untuk ke sekian kalinya harus kami ingatkan bahwa senjata destruksi massal yang paling merusak bumi saat adalah kemiskinan. Globalisasi yang saat ini tengah berlangsung di dunia, dan menjadi penyebab semakin banyaknya orang-orang miskin di dunia, seharusnya kita kontrol dan kita ubah paradigmanya hingga bisa memberikan nilai positif kepada seluruh penduduk bumi. Kita harus memulai sebuah proses globalisasi baru dengan paradigmanya yang baru, globalisasi yang membangun pilar-pilar politik dan sosial yang adil, disertai dengan pemerataan kehidupan ekonomi umat manusia di seluruh dunia sehingga mereka bisa hidup secara terhormat.”
Apa yang diungkapkan oleh Presiden da Silva itu menunjukkan kepada kita dua hal. Pertama, globalisasi adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dielakkan oleh umat manusia. Hal ini memang telah ditegaskan oleh para ilmuwan sejak beberapa abad lalu. Secara fitrahnya, manusia memang memiliki kecenderungan untuk hidup dengan cara dan budaya yang mirip satu sama lain. Sepanjang sejarah, selalu saja ada upaya yang dilakukan oleh umat manusia untuk terus melakukan pendekatan budaya dengan sesamanya. Dan kini, di era informasi ini, proses pendekatan tersebut semakin terlihat jelas karena hubungan antarbudaya semakin dimudahkan oleh kemajuan teknologi yang dicapai oleh umat manusia.
Akan tetapi, sebagaimana yang ditegaskan oleh da Silva dalam pidatonya itu, ada paradigma dan arah yang salah dari proses globalisasi. Globalisasi sekarang ini tengah dipaksakan oleh Barat, menurut da Silva, malah memperlebar kesenjangan di antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin dunia. Da Silva memang tidak menunjukkan solusinya. Akan tetapi, ia menegaskan bahwa proses globalisasi ini harus dihentikan dan diganti dengan proses lainnya yang lebih adil sekaligus lebih terhormat.
Dalam ajaran Islam, kita mengenal kepercayaan terhadap kemunculan Imam Mahdi a.f. di akhir zaman. Sebagaimana yang dikemukakan dalam sejumlah riwayat, Imam Mahdi akan muncul untuk menyelamatkan dunia dari jurang kehancuran akibat meluasnya kezaliman dan ketidakadilan di dunia. Kemudian, beliau akan membentuk pemerintahan global yang meliputi seluruh dunia, dan pemerintahannya itu kelak akan didasarkan kepada nilai-nilai keislaman yang adil, terhormat, dan mulia.
Diriwayatkan bahwa pada masa pemerintahan Imam Mahdi, umat manusia akan meniti jalan hidup kesempurnaannya. umat manusia akan dibimbing oleh Imam Mahdi untuk menebus berbagai kesalahan dan kekeliruan yang telah dibuat makhluk ini selama menjadi khalifah Tuhan di muka bumi. Kelak, tidak akan ada orang yang dianggap rendah hanya karena sifat-sifat fisik seperti warna kulit, ras, atau bangsa. Nabi Muhamad SAWW saat menyampaikan karakteristik Imam Mahdi itu bersabda, “Al-Mahdi akan menjadi awal dan akhir dari sebuah konsep dan implementasi keadilan”
Jika kita telaah konsep yang ada pada ajaran Islam terkait kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman, dan dihubungkan dengan proses globalisasi yang saat ini tengah secara kencang berhembus di seluruh dunia, kita akan menemukan kaitan yang sangat erat antara kedua hal tersebut. Para ilmuwan dan tokoh dunia saat semakin hari semakin diyakinkan oleh fakta bahwa globalisasi adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, sangat banyak orang yang mengkhawatirkan dampak globilasasi yang diatur oleh dunia Barat ini.
Bahwa globalisasi adalah fenomena yang tidak akan terelakkan, Islam juga meyakini konsep munculnya Imam Mahdi yang kelak akan memimpin dunia secara global. Dari sisi ini, keniscayaan globalisasi malah mengukuhkan kebenaran ajaran Islam. Di sisi lain, kekhawatiran atas proses globalisasi masa kini yang direkayasa menjadi westernisasi itu sebenarnya bisa dijawab oleh keyakinan Islam tentang kemunculan Imam Mahdi. Makin hari, orang semakin disadarkan oleh kesempurnaan ajaran Islam yang universal, adil, progresif, sekaligus menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Ajaran Islam yang hakiki tentunya sangat layak untuk menggantikan berbagai paradigma Barat yang terbukti sarat dengan kekurangan dan keburukan.
Bagi kita yang meyakini kebenaran ajaran Islam, globalisasi bukanlah sesuatu yang harus kita tolak. Fenomena ini sebenarnya bahkan sangat selaras dengan keyakinan kita tersebut. Yang harus kita lakukan adalah ikut memberikan saham dalam perubahan arah globalisasi yang saat ini tengah berlangsung. Caranya adalah dengan melakukan hal-hal yang bisa mempercepat kemunculan pemimpin kita di akhir zaman, yaitu Imam Mahdi a.f .
Esok lusa, pagi hari pasti kembali datang,
Pandangan mata kita masih terus terpaku
Menanti kembalinya sang musafir
Yang telah pergi sekian lama meninggalkan kita

0 komentar:

Posting Komentar